expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 21 Januari 2017

LUDRUK



Ludruk adalah suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang digelarkan di sebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari – hari, cerita perjuangan yang diselingi dengan lawakan dan music gamelan.



Suatu drama dikatakan tradisional bila :
1.    Terikat dengan adat daerah tersebut
2.    Menggunakan bahasa daerah setempat
3.    Dikelola sesuai kemampuan yang ada di daerah tersebut

CIRI – CIRI  LUDRUK

1.    Pemain ludruk semuanya terdiri dari laki – laki
2.    Bahasa yang digunakan mudah dicerna masyarakat (bahasa Jawa logat Surabaya)
3.    Dialog / monolog ludruk bersifat menghibur

FUNGSI  LUDRUK

1.    Hiburan
2.    Pengungkapan suasana kehidupan masyarakat pendukungnya
3.    Penyaluran kritik social / kebijakan pemerintah
4.    Media promosi

2  JENIS CERITA LUDRUK

a.    Cerita pakem : Cerita mengenai tokoh – tokoh terkemuka di wilayah Jawa Timur (Cak Sakera dan Sarif Tambak Yoso)
b.    Cerita fantasi : Cerita karangan individu tertentu yang biasanya berkaitan dengan kehidupan masyarakat sehari – hari.

ARTI  LUDRUK

a.    Suripan Sadi Hutomo menyatakan arti ludruk menurut kamus javanansch Nederduitssch Woordenboek karya Gencke dan T Roorda ialah Grappermarker (badutan).
b.    Sumber lain menyatakan bahwa ludruk artinya penari wanita dan badhut artinya pelawak di dalam karya WJS Poerwadarminta, Bpe Sastra (1930).
c.    S. Wojowasito menyatakan bahwa kata badhut sudah dikenal sejak tahun 760 M di masa kerajaan Kanyuruhan Malang dengna rajanya Gajayana, seorang seniman tari yang meninggalkan kenangan berupa candi badhut.

3 PENDAPAT TENTANG ASAL MULA LUDRUK

1.    Bangsar pemuda Jombang mengembara dari rumah ke rumah dengan berjoget dan mengamebn, lalu ia melihat seorang lelaki menggendong anaknya dengan berpakaian wanita.
2.    Alim pemuda dari Krian berjumpa dengna laki – laki yang sedang menghibur anaknya dengan berpakaian wanita, did an temannya pun mengembara sampai ke Jombang dan Surabaya dengan mengenalkan seni ngamen dan jogetan lalu mengembangkannya menjadai parikan dan dialog, karena tarian yang dibawakan selalu menghentakan kaki (gedruk – gedruk), kemudian diberi nama ludruk.
3.    Dimulai tahun 1907, Pak Santik berteman dengna Pak Pono dan Pak Amir berkeliling dari desa ke desa, Pak Pono mengenakan pakaian wanita dan wajahnya dirias coret – coretan agar tampak lucu.

PAKEM – PAKEM LUDRUK

a.    Tarian ngeremo : Ejekan untuk pria yang tidak ikut berjuang dan berpakaian seperti wanita.
b.    Weloed (wedoane loedruk) : Gambaran situasi yang dicita – citakan dalam kehidupan.
c.    Ngidung : membawakan syair – syair yang melambangkan usaha rakyat dalam kondisi seperti ini.
Guyonan (syair ini tidak serius), serius (menceritakan misi dan cerita drama yang dibawakan), guyonan yang sangat lucu (menghapus kesan serius yang sebelumnya), penutup (permintaan maaf jika ada yang tersinggung).
d.    Sandiwara : menyimpulkan keadaan yang terjadi pada saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar