expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Rabu, 15 Februari 2017

Penghuni Liponsos Sadarkan Kami Keadaan Negara Indonesia Yang Sebenarnya


Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang giat – giatnya membangun bangsanya sendiri. Hal ini dikarenakan status Negara Indonesia yang masih berkembang. Salah satu factor penyebab negara berkembang seperti Negara Indonesia sulit untuk menjadi Negara maju yaitu karena tingkat kesejahteraan masyarakat rendah. Mengapa dikatakan rendah ??
hal itu dikarenakan di Indonesia masih banyak sekali pengemis, gelandangan, dan anak – anak & lansia yang ditelantarkan begitu saja. Banyak usaha yang dilakukan untuk menangani masalah tersebut, salah satunya yaitu dengan berdirinya Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos). Liponsos merupakan tempat penampungan bagi para PMKS (Penyandang Malasah Kesejahteraan Sosial) yang terjaring oleh razia Satpol PP di seluruh kota Surabaya dan sekitarnya. Tempat penampungan ini terletak di Jl. Keputih Tegal No. 32, Keputih, Sukolilo, Kota Surabaya, Jawa Timur 60111  dan memiliki lahan seluas 1,6 ha. Di Liponsos terdapat 3 barak sebagai tempat penampungan yaitu, Barak A dihuni 371 orang laki-laki dengan ganguan mental, Barak B dihuni 304 orang perempuan dengan ganguan mental, Barak C dihuni 74 orang terdiri dari gepeng (gelandangan & pengemis), para mantan pekerja seks komersial (PSK), para lansia, serta anak – anak yang ditelantarkan orang tuanya. Saat ini jumlah PMKS yang tertampung di Liponsos mencapai 700 orang, padahal daya tampung Liponsos seharusnya hanya 300 orang. Hal ini menandakan bahwa jumlah PMKS di Indonesia telah melebihi batas maksimal dan cenderung bertambah dari tahun ke tahun.


Kunjungan kami ke Liponsos jatuh pada hari Sabtu, tanggal 11 Februari 2017. Mula – mula kami berkumpul di sekolah pukul 6 pagi, dan berangkat menuju lokasi pukul 6.15. Perjalanan dilakukan dengan menggunakan bis sekolah dan mobil L300. Banyak hal yang terjadi selama perjalanan, mulai tawa canda teman kami hingga keluhan beberapa anak karena jalan yang dilalui tidak rata. Beberapa menit setelah terjadi banyak kehebohan di dalam kendaraan, kami pun tiba di tempat tujuan, Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos). Setibanya di sana, kami dikejutkan dengan kehadiran beberapa penghuni Liponsos yang bertingkah aneh (namu lucu) demi mendapatkan simpati dan perhatian kami. Dengan senang hati, kami membalas tingkah anehnya tersebut dengan memberikan senyuman dan menirukan gaya mereka. Setelah beberapa lama menunggu, kami dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perempuan dan laik – laki, kelompok perempuan akan mengunjungi barak perempuan, sedangkan kelompok laki – laki akan mengunjungi barak laki – laki. Kami berjalan beberapa meter ke dalam bangunan dan aroma – aroma khas telah menyambut kedatangan kami. Setelah sampai di depan barak masing – masing, kami diminta untuk membantu mengambil makanan yang nantinya diberikan kepada para penghuni dan petugas Liponsos. Kami semua melakukannya dengan ikhlas dan senang hati. Setelah mengambil makanan lalu membagikannya pada penghuni Liponsos, kami beserta beberapa penghuni (yang masih waras) berkumpul di sebuah aula kecil untuk melakukan ibadah bersama, bermain game, dan berbagi kasih. Kami mengawali kegiatan tersebut dengan ibadat pembuka yang dipimpin oleh kelompok Sylfania Kelas 9C. Pada ibadat pembuka, kami bernyanyi beberapa lagu riang yang dapat memunculkan semangat kami dan para penghuni Liponsos. Setelah asyik bernyanyi dan menari, selanjutnya adalah saatnya bermain game. Inilah saat yang paling dinanti para penghuni Liponsos. Sesi bermain dinikmati dengan sangat seru. Para penghuni Liponsos yang begitu energik saat bermain game tengah kelelahan sekarang dan kebetulan sekali, setelah sesi bermain ada sesi makan minum bersama. Kami semua memakan roti dengan lahapnya tanda bahwa energi kami telah terkuras habis. Sesi terakhir sebelum ibadat penutup ialah berbagi kasih. Teman – teman kami yang mendapatkan bagian dalam sesi berbagi kasih ini segera menyerahkan parsel berisi kaus dan celana pendek. Ibadat penutup pun dilakukan tanda bahwa rangkaian acara telah selesai. Kami semua berkumpul di luar aula sejenak untuk beristirahat dan menunggu beberapa teman kami yang sedang tengah asyik mewawancarai petugas dan penghuni Liponsos. Tak sampai 30 menit, kami harus segera masuk ke dalam bis dan kembali ke sekolah. Para petugas dan beberapa penghuni Liponsos melepas kepergian kami dengan harapan agar mereka dapat merasakan kebahagiaan seperti itu setiap harinya. Pukul 12 tepat kami sampai di sekolah dengan kondisi fisik yang lelah. Banyak sekali pengajaran yang kami dapatkan hari ini, antara lain belajar melayani bukan dilayani, belajar menghargai orang lain apapun kondisinya, dan belajar untuk saling mengasihi kepada setiap makhluk ciptaan Allah, seperti apapun rupa dan kondisinya itulah citra Allah. Satu hal penting lagi yang kami sadari saat sampai di sekolah, Negara kita ini begitu tertinggal dari Negara lain. Melihat jumlah penghuni Liponsos yang mencapai ratusan jiwa itu menandakan bahwa Indonesia benar – benar terpuruk. Kita sebagai generasi penerus bangsa jangan sampai mengulangi kesalahan – kesalahan yang telah dibuat oleh generasi sebelumnya. Mereka yang tinggal di Liponsos merupakan korban ketidakadilan, kekejaman, dan korban kemalasan. Ratusan orang yang tinggal di Liponsos dan ratusan juga latar belakang atau alasan mengapa mereka bisa berada di kondisi seperti itu. Kami tidak tahu kepastiannya, apa yang mereka alami, mengapa mereka bisa sampai di sana, dan apa yang membuat mereka menjadi seperti itu. Selama kita masih memiliki kesempatan entah untuk belajar atau bekerja, gunakanlah kesempatan itu sebaik – baiknya. Jangan sampai terlanjur berada di dalam situasi yang kita sendiri tidak bisa kendalikan. Jika saja kita berada di posisi tersebut, ingatlah akan Tuhan !!! Yang Maha Kuasa akan selalu setia menemani dan membantu kita apa pun kondisinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar