expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Sabtu, 14 Januari 2017

Kisah Hidup Santa Agnes




Santa Agnes adalah seorang santa dan martir perawan dari Gereja Katolik Roma dan Gereja - gereja Katolik Timur.
Dia juga diakui oleh Gereja Katolik Inggris dan Komuni Anglikan serta oleh Ortodoksi Timur. Dia adalah salah satu dari tujuh wanita, selain Santa Perawan Maria, yang diperingati dengan disebutkan namanya dalam Kanon Misa. Dia adalah Santa pelindung kemurnian, para tukang kebun, anak-anak gadis, para pasangan yang telah bertunangan, para korban pemerkosaan, dan para perawan.

Santa Agnes terkenal diantara pemuda karena kecantikan dan simpatiknya. Tidaklah mengherankan bila banyak pemuda yang jatuh hati padanya dan bertekad mengawininya. Tetapi mereka dikecewakan karena lamaran mereka ditolak mentah – mentah. Agnes, gadis rupawan itu berkaul tidak mau menikah karena ia telah berjanji untuk tetap perawan dan setia kepada Kristus yang mencintainya. Pemuda  pemuda frustasi itu melaporkan Agnes kepada pengadilan Romawi dengan mengungkapkan identitasnya sebagai seorang penganut agama Kristen.
Dihadapan pengadilan Romawi, Agnes diuji, ditakut  takuti bahkan dituduh menjalani kehidupan sebagai seorang pelacur. Ia diancam dengan hukuman mati dan dipaksa membawakan kurban kepada dewa dewa kafir Romawi. Tetapi Agnes tidak gentar sedikitpun menghadapi semua ancaman dan siksaan itu. Ia dengan gagah berani menolak segala tuduhan atas dirinya dan mempertahankan kemurnianya. Belenggu yang dikenakan pada tangannya terlepas dengan sendirinya. Bagi dia Kristus adalah segala-galanya. Dia yakin Kristus menyertainya dan tetap menjaga dirinya dari segala siksaan atas dirinya.
Akhirnya tiada jalan lain untuk menaklukkan Agnes selain membunuh dia dengan pedang. Kepalanya dipenggal setelah dia berdoa kepada Yesus, mempelainya. jenazahnya di kebumikan di jalan Nomentana. Kemudian diatas kuburnya didirikan sebuah gereja untuk menghormatinya.

Santa Agnes dilukiskan sedang mendekap seekor anak domba (Agnus), lambang kemurnian, memegang daun palem sebagai lambang keberanian. Pada hari pestanya setiap tahun, dua ekor anak domba disembelih di Gereja santa Agnes di jalan Nomentana. Bulu domba itu dikirim kepada Sri Paus untuk diberkati dan dipakai untuk membuat hiasan atau mantel. Hiasan dan mantel itu kemudian dikembalikan kepada Uskup Agung dari Gereja itu untuk dipakai sebagai simbol kekuasaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar