expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Kamis, 15 September 2016

Yesus, Model Pewarta Sejati



Lukas 4:16-21

4:16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.

4:17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis:

4:18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku 

4:19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." 

4:20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya.

4:21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah s  nas ini sewaktu kamu mendengarnya."

Kesimpulan :

Dari bacaan injil di atas, kita tahu bahwa Yesus telah kembali ke Nazaret tempat ia dibesarkan. Di sana  Ia membacakan sebuah nas tentang diri-Nya. Ketika Yesus mulai mengajar, semua orang takjub mendengar-Nya. Setiap kata yang diucapkan Yesus begitu dalam dan memiliki kekuatan untuk mencairkan setiap hati yang mendengar-Nya. Perkataan-Nya luar biasa pengaruhnya. Dengan berani Ia menyatakan diri di hadapan orang banyak akan perutusan-Nya.
Melalui pengalaman hidup kita sehari-hari, kita diajak untuk berani bersaksi atas nama-Nya. Setiap kita berjumpa dengan orang lain, Yesus mengajak kita untuk berani membawa perutusan dari Bapa. Dia mengutus kita membawa kabar tentang Kerajaan Allah dengan bersikap ramah dan santun dengan orang lain, memberikan bantuan pada sesama, mendengarkan keluh kesah sesama, memberikan pertolongan pada yang kecil dengan memberikan sedekah atau sebungkus nasi pada orang yang membutuhkan, dan lainnya. Intinya, kita belajar dari Yesus yang membawa misi dan perutusan Bapa, kita hadir bukan untuk diri sendiri tapi untuk hidup bersama orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar